Rabu, 24 Januari 2018

Tugas Akhir

1. Summary



RESUME  DARI  MEDSOS

                Media  sosial   merupakan  sebuah  saluran  atau  sarana  untuk  pergaulan  sosial  yang  dilakukan  secara  online  melalui  jaringan  internet. Para  pengguna  media  sosial  bisa  saling  berkomunikasi, berinteraksi , berbagi  ide, bekerja sama ,  berkolaborasi  untuk  menciptakan kreasi,  berkirim  pesan  baik  pesan  teks,  gambar,  audio, hingga  video, saling  berbagi  (Sharing), dan juga  membangun  jaringan  (Networking).  Media  sosial  itu  antara  lain  blog,  facebook, twitter, youtube, google  plus, dan  sebagainya.
                Perangkat   media  sosial  lainnya  adalah  dapat  berupa  perangkat  lunak,  Seperti   social  network, Publish, Discuss,  Social game, Virtual  worlds, Live  Streaming dan  Micro Blog. Pengelompokan  perangkat  lunak  tersebut  dapat  membantu   hubungan  penyampaian  pesan  secara  cepat  dan  bahkan  dari  jarak  jauh  karena  media  sosial  memiliki  jangkauan  global.
                Mencermati  isi video tentang pembelajaran  interaktif berbasis online  sebagai  salah  satu media pembelajaran atau bisa dikatakan belajar dengan menggunakan sosial  media , pada dasarnya  tidak menjadi masalah sepanjang  materi pembelajaran yang  diajarkan oleh  guru telah  sesuai  dengan  tujuan pembelajaran  yang  akan  dicapai. Guru  menggunakan  media  sosial  dengan pertimbangan  bahwa  dapat memudahkan  pembelajaran ,selain itu untuk  membuat kelas semakin interaktif dan memperkaya diskusi-diskusi  siswa. Tapi dalam  penggunaan  media  sosial  guru  harus mengontrol dan  membimbing  siswa  dengan  aturan yang  jelas, supaya  kekhawatiran orang  tua akan  dampak  negatif  dari  penggunaan  media  sosial  bisa  diminimalisir.
 Salah satu cara pembelajaran berbasis internet,  yaitu sekolah  dapat membuat website sekolah yang diantaranya berisi materi-materi pelajaran. Setiap tenaga pendidik   memiliki blog sendiri yang berisi mata pelajaran yang diajarkan, bisa berkomunikasi  dan  berinteraksi tentang materi pelajaran dengan peserta didik di dunia maya, dengan demikian akan tercipta kelas  dunia  maya (virtual class room).
Perkembangan  teknologi  informasi  dan  komunikasi  yang  sangat  cepat, memaksa para  tenaga  pendidik untuk  dapat  beradaptasi  dengan kemajuan tersebut, karena peserta didik  bisa  saja lebih cepat  kemampuan dan pengetahuannya dalam  penggunaan  media sosial berbasis internet dari pada gurunya.
Sehubungan dengan penggunaan smartphone atau HP android, kalau di sekolah kami telah melakukan ulangan/ujian berbasis online. Siswa mengerjakan soal-soal ulangan dengan menggunakan HP nya masing-masing.   

2. Resume 

Summary TV dan Video

Summary TV dan Video
Nama      : Muharis
Kelas      : B / DIKDAS
Televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam gelombang elektrik da mengkonversinya kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan suara yang dapat didengar.
Video adalah gambar-gambar dalam frame di mana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Video dapat menggambarkan suatu obyek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai. Kemampuan video melukiskan gambar hidup dan suara memberinya daya tarik sendiri. Media ini pada umumnya digunakan untuk tujuan-tujuan hiburan, dokumentasi, dan pendidikan. Video dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap
Sebagai sebuah media pembelajaran, video dan televisi mempunyai karakteristik yang berbeda dengan media lain. Adapun karakteristik media video agak berbeda dengan media televisi. Perbedaan itu terletak pada penggunaan dan sumber. Media video dapat digunakan kapan saja dan kontrol ada pada pengguna, sedangkan media televisi hanya dapat digunakan satu kali pada saat disiarkan, dan kontrol ada pada pengelola siaran. Namun secara umum kedua media ini mempunyai karakteristik yang sama, yaitu:
  1. Menampilkan gambar dengan gerak, serta suara secara bersamaan.
  2. Mampu menampilkan benda yang sangat tidak mungkin ke dalam kelas karena terlalu besar (gunung), terlalu kecil (kuman), terlalu abstrak (bencana), terlalu rumit (proses produksi), terlalu jauh (kehidupan di kutub) dan lain sebagainya.
  3. Mampu mempersingkat proses, misalnya proses penyemaian padi hingga panen.
  4. Memungkinkan adanya rekayasa (animasi)
3. PPT HYPERLINK
DOWNLOAD https://docs.google.com/presentation/d/1ftOiiZVCogALYNg5_-aZvk05ah5SXvWz3h8HLX2NXqM/edit?usp=sharing
4. VIDEO



Minggu, 07 Januari 2018

Summary TV dan Video

Summary TV dan Video
Nama      : Muharis
Kelas      : B / DIKDAS

Televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam gelombang elektrik da mengkonversinya kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan suara yang dapat didengar.
Video adalah gambar-gambar dalam frame di mana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Video dapat menggambarkan suatu obyek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai. Kemampuan video melukiskan gambar hidup dan suara memberinya daya tarik sendiri. Media ini pada umumnya digunakan untuk tujuan-tujuan hiburan, dokumentasi, dan pendidikan. Video dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap
Sebagai sebuah media pembelajaran, video dan televisi mempunyai karakteristik yang berbeda dengan media lain. Adapun karakteristik media video agak berbeda dengan media televisi. Perbedaan itu terletak pada penggunaan dan sumber. Media video dapat digunakan kapan saja dan kontrol ada pada pengguna, sedangkan media televisi hanya dapat digunakan satu kali pada saat disiarkan, dan kontrol ada pada pengelola siaran. Namun secara umum kedua media ini mempunyai karakteristik yang sama, yaitu:
  1. Menampilkan gambar dengan gerak, serta suara secara bersamaan.
  2. Mampu menampilkan benda yang sangat tidak mungkin ke dalam kelas karena terlalu besar (gunung), terlalu kecil (kuman), terlalu abstrak (bencana), terlalu rumit (proses produksi), terlalu jauh (kehidupan di kutub) dan lain sebagainya.
  3. Mampu mempersingkat proses, misalnya proses penyemaian padi hingga panen.
  4. Memungkinkan adanya rekayasa (animasi).

Sabtu, 30 Desember 2017

Sistem Numerasi Romawi

BAB  I
PENDAHULUAN
A. Latar  Belakang        
Angka atau lambang  bilangan sangatlah penting  bagi kehidupan manusia  dan sudah disadari oleh orang  dari  zaman dahulu kala. Matematika yang berkaitan dengan angka-angka sudah dibutuhkan sejak zaman purbakala dan tanpa disadari, telah menyatu dalam kehidupan manusia dan merupakan kebutuhan dasar dari setiap lapisan masyarakat dalam pergaulan hidup sehari-hari, misalnya untuk menghitung jumlah ternaknya dan untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Dengan dibuatnya angka, maka hidup manusia akan jauh lebih mudah karena dapat  berkomunikasi dengan lebih jelas. Orang-orang terdahulu menggunakan angka untuk perhitungan sederhana. Seiring berjalannya waktu, kebutuhan manusia semakin meningkat sehingga manusia perlu mengembangkan sistem numerasi. Sistem numerasi pun berkembang selama berabad-abad dari masa ke masa hingga saat ini.  Sistem numerasi adalah sekumpulan lambang dan aturan pokok untuk menuliskan bilangan. Lambang yang menyatakan suatu bilangan disebut numeral. Karena banyaknya suku bangsa di dunia sejak zaman purba maka berkembang pula sistem numerasi yang berbeda. Sehingga saat ini dapat diketahui bahwa suatu bilangan dapat dinyatakan dengan bermacam-macam lambang tetapi suatu lambang tentu hanya menunjuk pada satu bilangan. Adanya bilangan membantu manusia untuk melakukan perhitungan, mulai dari perhitungan yang sederhana sampai perhitungan yang rumit. Masing-masing bangsa memiliki cara tersendiri untuk menggambarkan bilangan dalam bentuk simbol yang ditemukan oleh orang-orang pada zamannya. Salah satu peradaban yang menjadi sejarah sistem numerasi adalah numerasi bangsa Romawi.
B. Rumusan Masalah
    1. Bagaimana sejarah angka  Romawi?
    2. Bagaiamana sistem numerasi  yang digunakan bangsa Romawi?
    3. Bagaimana sistem penulisan atau perhitungan bilangan Romawi?
C. Tujuan
    1. Untuk mengetahui sejarah singkat angka  Romawi
    2. Untuk  mengetahui sistem numerasi yang digunakan bangsa Romawi
    3. Untuk mengetahui sistem penulisan atau perhitungan bilangan  Romawi.
  
BAB  II
PEMBAHASAN
A. Sejarah  Angka  Romawi
            Bangsa  Romawi  mempunyai  banyak  catatan  sejarah  tentang  peninggalan-peninggalan dan  kehebatan  bangsa  ini,  baik  dalam  bentuk bangunan maupun  peradaban. Cerita  mengenai  bangsa  Romawi  dapat  ditemukan dalam  buku  sejarah  dan  kitab-kitab  keagamaan,  salah  satunya  adalah  terdapat di dalam  Al-Qur’an  dan  merupakan  nama suatu  surat yaitu  Ar- Rum (Bangsa  Roma).
            Informasi  yang  mengulas  tentang  peradaban  Romawi  seakan  tidak  pernah  habis, hal ini  karena  peradaban  Romawi  merupakan  induk  dari  berbagai macam peradaban   yang  kemudian  lahir  dan  tumbuh  berkembang  seperti    sekarang  ini. Berbagai versi cerita, legenda tumbuh berkembang di masyarakat dunia, khususnya di daratan Eropa tentang  kejayaan bangsa Romawi. Hal ini dapat dilihat dari berbagai macam literatur  sampai dengan film-film box office Hollywood yang kesemuanya seakan berlomba  mengupas  awal  lahirnya sebuah bangsa modern dan menghubungkannya dengan kejayaan bangsa Romawi. 
             Sistem numerasi Romawi  sudah  dikenal sejak  tahun 260 SM. Sistem numerasi yang dikenal saat ini, adalah pengembangan dari sistem yang lama. Menurut sejarah, angka  Romawi sudah ada  sejak zaman  Romawi kuno. Pada zaman dahulu, bangsa  Romawi kuno    menggunakan penomoran tersendiri yang sangat berbeda dengan sistem penomoran   pada zaman sekarang. Awalnya sistem perhitungannya diadaptasi dari sistem perhitungan milik bangsa Etruscan dimana angka-angkanya disimbolkan berdasarkan huruf dan gambar. Berhubung angka-angka bangsa Etruscan susah ditulis maupun  dibaca, maka pada abad pertengahan  angka Romawi disederhanakan.
B. Sistem  Numerasi  Romawi
Secara umum, bilangan  Romawi   terdiri dari  7 angka (dilambangkan dengan huruf). Simbol  dasar angka  Romawi ialah  I,  V,  X,  L, C,  D, dan M. Simbol tersebut berturut-turut melambangkan bilangan-bilangan satu, lima, sepuluh, lima puluh, seratus, lima ratus  dan  seribu.  
                                  Tabel  Numerasi  Romawi
Lambang  Bilangan  Romawi
Nilai  Bilangan
I
V
X
L
C
D
M
1
5
10
50
100
500
1000

Berdasarkan  ketujuh  bilangan yang  ada dalam tabel di atas, maka dapat ditulis bilangan-bilangan Romawi yang lain. Untuk  menuliskan  bilangan-bilangan Romawi yang lain dapat dilakukan    dengan perpaduan (campuran) dari  ketujuh lambang  bilangan dasar tersebut.
Sistem  numerasi  Romawi  menggunakan  basis  10  dengan angka  dasar  I,  X,  C  dan  M. Angka-angka  yang  lain  seperti  V,  L,  dan  D sebagai  dasar  tambahan  untuk  menyingkat  angka  dasar  utama  yang  ditulis  berulang. Dalam  menulis  bilangan  Romawi  ada  beberapa  sistem yang  dipakai  yaitu : sistem  pengulangan, penjumlahan, pengurangan dan  gabungan.
Angka  Romawi masih  sering  digunakan, antara  lain pada  penulisan angka jam, penulisan bab  buku, penomoran  sekuel  film dan penomoran seri event olahraga  seperti  Pekan Olahraga Nasional (PON) ke- XXVI. Namun  begitu , angka  Romawi  memiliki  kukurangan dan  kelemahan dalam  penomoran, yaitu:
a.      Tidak  mengenal  angka  nol  ( 0 )
b.      Terlalu  panjang  untuk  menyebut  bilangan  tertentu
c.       Tidak  mengenal  sistem  nilai  tempat
Pada sistem numerasi  Romawi yang tidak  mengenal angka  0  (nol). Untuk membaca bilangan Romawi, harus dikuasai dengan benar  ketujuh lambang bilangan dasar Romawi.
C. Cara  Penulisan dan Perhitungan Bilangan  Romawi
    1. Sistem  Pengulangan
        Penulisan lambang bilangan Romawi dengan sistem pengulangan maksudnya lambang bilangan dasar ditulis berjajar  paling  banyak  3  kali untuk  lambang  bilangan   I,  X,  C,  dan lambang bilangan  M bisa ditulis sampai 4 kali. Sedangkan lambang  bilangan Romawi  seperti  V,  L  dan  D  tidak  boleh  diulang.
Contoh :
            I                       =          1                      C                      =          100
            II                      =          2                      CC                    =          200
            III                     =          3                      CCC                 =          300
            X                      =          10                    M                     =          1000
            XX                    =          20                    MM                 =          2000
            XXX                  =          30                    MMM              =          3000
     2. Sistem  Penjumlahan
         Penjumlahan  dilakukan  bila  bilangan ditulis  dengan  dua  angka atau lebih. Sedangkan, angka yang  disebelah kanannya mewakili bilangan yang sama  atau  lebih.         
         Contoh :
         II             =  I    +    I        =   2
         VIII          =  V  +  I  +  I  +  I  =  5  +  3  =  8
         LXXVI      =  L  +  X  +  X  +  V  +  I
                        = 50 +  10 + 10 + 5 + 1
                        =  76
         CXXXVII   =  C  +  X  +  X  +  X  +  V  +  I  +  I
                        = 100 + 10 + 10 + 10 + 5 + 1 + 1
                        =  137
Dalam sistem penulisan bilangan Romawi, semakin ke kanan  nilainya  semakin kecil  dan  tidak ada  lambang  bilangan dasar  yang  berjajar  lebih  dari  tiga. Sehingga, dalam membaca bilangan Romawi dalam aturan ini adalah  jika  lambang yang  menyatakan  angka  lebih kecil terletak di kanan, maka lambang-lambang  Romawi  tersebut  dijumlahkan.
     3. Sistem  Pengurangan
         Pengurangan dilakukan  apabila  bilangan Romawi  yang  di sebelah  kiri  kurang  dari  yang  sebelah  kanan. Pengurangan  ini  hanya  dapat  dilakukan  satu  kali. Pada  prinsip pengurangan ini, I  hanya  dapat  dikurangkan  dari  V  dan  X ;  X  hanya  dapat  dikurangkan  dari  L  dan  C, dan  C  hanya  dapat  dikurangkan  dari  D  dan  M.
         Contoh :
         IV            =  5    -  1  =   4                                    XC        =  100  -  10 
                        =   4                                                     =   90
         IX            =  10  -  1                                 CD       =  500  -  100  
                        =  9                                                      =  400
         XL           =  50  -  10                               CM      =  1000  -  100
                        = 40                                                     =  900
     4. Sistem  Gabungan
         Selain  sistem  penjumlahan dan pengurangan  terdapat  juga sistem  gabungan, dimana  aturan penjumlahan dan pengurangan  digabung, sehingga bisa lebih jelas  dalam  membaca lambang  bilangan  Romawi.
         Contoh :
         XIV                      =  X  +  (V  -  I) =  10  +  4  =  14
         CXLIV                  =  C  +  (L  -  X)  +  (V  -  I)
                                    =  100  + (50  -  10)  +  (5  -  1)
                                    =  144
         CMXCVII             = (M  -  C)  +  (C  -  X)  +  V  +  I  +  I
                                    = (1000  -  100)  +  (100  -  10)  +  5  +  1  +  1
                                    =  900  +  90  +  7
                                    =  997
         MMCMXCIX       = M  +  M  +  (M  -  C)  +  (C  -  X)  +  (X  -  I)
                                    = 1000  +  1000  +  (1000  -  100)  +  (100  -  10)  +  (10  -  1)
                                    = 2000  +  900  +  90  +  9
                                    = 2999
     D. Mengubah  Bilangan Desimal (Basis 10)  ke dalam  Bilangan  Romawi
         Cara  mudah  mengubah  bilangan Desimal ke dalam bilangan Romawi adalah dengan menuliskan  ribuan  terlebih  dahulu, baru  ratusan, kemudian puluhan, dan terakhir  satuan.
         Contoh :
1.      1988                         =   .  .  .   ?
Lambang bilangan seribu  adalah  M, sembilan ratus  adalah  CM, delapan puluh  adalah  LXXX, delapan  adalah  VIII, maka  kalau  digabung  menjadi  MCMLXXXVIII.
2.      3896                         =  .  .  .  ?
Lambang  bilangan  tiga ribu  adalah  MMM, delapan ratus adalah  DCCC, sembilan  puluh adalah  LXL, dan  delapan  adalah  VIII,  maka  kalau  digabung  menjadi  MMMDCCCLXLVIII.
    E.   Penulisan Angka  Romawi  di atas  Seribu
             Untuk menuliskan angka Romawi  yang bernilai besar atau  diatas  seribu    
     adalah dengan cara :
           1.Memberikan  sebuah strip atau  garis  (bar) di atas  angka  Romawi  dan  
              menggunakan   prinsip  perkalian.
              Contoh :
                       artinya  1000   x     5      atau         5.000
                       artinya   1000   x   10     atau       10.000
                      artinya   1000   x   100    atau     100.000
                        artinya   1000   x   1000  atau  1.000.000
                    artinya   1000   x   20      atau        20.000
          2. Memberikan dua buah  strip  atau  garis  (bar)  di  atas  angka  Romawi.
              Contoh :
                      artinya  1.000.000    x      5     atau    5.000.000
                      artinya  1.000.000    x       10     atau      10.000.000
                      artinya  1.000.000    x       50     atau      50.000.000
                     artinya   1.000.000   x      500    atau     500.000.000
                     artinya  1.000.000    x   1.000   atau   1.000.000.000
Contoh penulisan  bilangan  Romawi  yang  mewakili  angka  besar.
1.      4949                =          MMMMCMXLIX         
2.      5916                =           CMXVI
3.      5938                =          CMXXXVIII
4.      5949                =          CMXLIX
5.      6000                =           M
6.      8138                =          MMMCXXXVIII
7.      9596                =         
8.      9624                =           XXIV
9.      9988                =          MMMMCMLXXXVIII
10.  9999                =          MMMMCMXCIX
11.  10010              =          X
12.  10110              =          CX
13.  11000              =         
14.  15000              =         
15.  80000              =         
16.  770000            =         
17.  49000000        =         
18.  74000000        =         
19.  383000000      =         
20.  3999999990    =          CMXC
21.  3999999999    =          CMXCIX
                                                     BAB  III
                                                   PENUTUP
  Kesimpulan
            Secara umum, bilangan  Romawi   terdiri dari  tujuh  angka (dilambangkan dengan huruf). Simbol  dasar angka  Romawi ialah  I,  V,  X,  L, C,  D, dan M. Simbol tersebut berturut-turut melambangkan bilangan-bilangan satu, lima, sepuluh, lima puluh, seratus, lima ratus  dan  seribu.
            Sistem  numerasi  Romawi  menggunakan  basis  10  dengan angka  dasar  I,  X,  C  dan  M. Angka-angka  yang  lain  seperti  V,  L,  dan  D sebagai  dasar  tambahan  untuk  menyingkat  angka  dasar  utama  yang  ditulis  berulang.
            Dalam  menulis  bilangan  Romawi  ada  beberapa  sistem yang  dipakai  yaitu : sistem  pengulangan, penjumlahan, pengurangan dan  gabungan.
Angka  Romawi  memiliki  kukurangan dan  kelemahan dalam  penomoran, yaitu:
a. Tidak  mengenal  angka  nol  ( 0 )
b. Terlalu  panjang  untuk  menyebut  bilangan  tertentu
            c. Tidak  mengenal  sistem  nilai  tempat
            Angka  Romawi masih  sering  digunakan, antara  lain pada  penulisan angka jam, penulisan bab  buku, penomoran  sekuel  film dan penomoran seri event olahraga  seperti  Pekan Olahraga Nasional (PON) ke- XXVI.


                                           DAFTAR  PUSTAKA

Harahap, ST Negoro. 2014. Ensiklopedia  Matematika, Ghalia, Indonesia            
Mulyana AZ, 2003. Tip dan Trik  Berhitung Super Cepat  Dengan  Konsep
          Rahasia   Matematika,  Agung  Media  Mulya,  Surabaya.
Abdullah, M.K. Rahasia  Matematika Lengkap Untuk SD, Pustaka Sandro  
          Jaya, Jakarta
https : // enypurwati.wordspress.com/2013/05/13/ bilngan-romawi-html.
https ://khoeruddin.blogspot.co.id/2017/03/angka-romawi-lengkap-html.
https ://arieffadlansyah.blogspot.co.id//2013/06/sistem-numerasi-
           romawi-html.
https://lukmanhakim07.bolgspot.co.id/2012/sistem-numerasi-abacus-
          romawi-sistem-html.
https ://ukurandansatuan.com/table-angka-romawi-dan-cara-penulisan-
          angka-romawi-html.